Tanya:
Ustadz boleh ngajukan pertanyaan yang mengganjal dihati hingga sekarang. Bolehkah kita berdoa kepada Allah SWT atas apapun keinginan kita?
Kalau boleh, kenapa ada yang berpendapat mending gak usah berdoa, menerima saja ketetapan Allah SWT baik atau buruk, karena belum tentu doa atas keinginan kita itu terbaik untuk kita. Jadi mending kita gak usah berdoa saja.
Dan ada hadits seseorang fulanah yang ingin sembuh dari penyakitnya epilepsi, maka Rasulullah meminta agar bersabar saja atas penyakit itu karena ketika bersabar atas penyakit itu akan masuk surga. Hingga sekarang, saya bimbang, disatu sisi kita disuruh berdoalah kepada Allah, maka akan ku kabulkan, akan tettapi di beberapa hadits yang saya baca disuruh bersabar atas ketetapan Allah SWT

Jawab:
Dalam hal ini ada 3 permasalahan yang berbeda-beda:
  1. Masalah doa
  2. Qodo' dan qodar
  3. Sabar menghadapi musibah. 
Masing-masing punya porsi pembahasanya.

Masalah doa ada beberapa poin:
1. Sesungguh doa adalah ibadah. 

عن النُّعمان بن بَشِير رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((إن الدعاء هو العبادة))، ثم قرأ: ﴿ وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ﴾ [غافر: 60]؛ رواه أحمد

2. Allah amat sangat senang jika seorang hamba tidak henti-hentinya berdoa 
3. Meninggalkan doa berarti dia tidak membutuhkan allah (sombong)

Masalah qodo' dan qodar :
1.  الإيمان بقضاء الله وقدره 
(iman kepada qodo dan qodar ) Termasuk rukun iman no 6 

2. فعن علي ـ رضي الله عنه ـ قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم، ذات يوم جالسا وفي يده عود ينكت به، فرفع رأسه فقال: ما منكم من نفس إلا وقد علم منزلها من الجنة والنار، قالوا: يا رسول الله فلم نعمل؟ أفلا نتكل؟ قال: لا، اعملوا، فكل ميسر لما خلق له، ثم قرأ: فأما من أعطى واتقى، وصدق بالحسنى {الليل: 6} إلى قوله: فسنيسره للعسرى {الليل: 10}. رواه البخاري ومسلم.

Suatu hari Rasulullah saw sedang duduk di tanganya terdapat batang yang dibuat lelucon lalu Rasulullah tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata: tidaklah seseorang di antara kalian melainkan sudah mengetahui tempatnya di surga atau neraka, maka sahabat pun bertanya lalu kenapa kita harus beramal? Tidak kah kita berpangku tangan saja? Rasulullah menjawab: tidak boleh, melainkan kalian harus beramal karna masing-masing diberi kemudahan oleh Allah terhadap sesuatu yang diciptakan untuknya.  Kemudian Rasulullah membacakan ayat:

(فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ)
[Surat Al-Lail 5]
Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,
(وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ)
[Surat Al-Lail 6]
dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga),
(فَسَنُیَسِّرُهُۥ لِلۡیُسۡرَىٰ)
[Surat Al-Lail 7]
maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan),
(وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسۡتَغۡنَىٰ ۝  وَكَذَّبَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ۝  فَسَنُیَسِّرُهُۥ لِلۡعُسۡرَىٰ)
[Surat Al-Lail 8 - 10]
dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),serta mendustakan (pahala) yang terbaik,maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)

Masalah sabar dan tawakkal:
bukan berarti tidak berusaha melainkan usaha dulu baru tawakkal dan bersabar 

- ( فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِینَ) [Surat Ali 'Imran 159]
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

- ( إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُغَیِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ یُغَیِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَاۤ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمࣲ سُوۤءࣰا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ)[Surat Ar-Ra'd 11]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Orang yang enggan berdoa dan berpangku tangan menunggu takdir itu golongan Jabariyah.

Post a Comment